Senin, 05 Desember 2011

MAKALAH PENGELOLAAN LABORATORIUM KIMIA


Strategi Pengelolaan Laboratorium Kimia
Oleh:
AGUSTIN SARIWAHYUNI
BAB I
PENDAHULUAN
                       Laboratorium Kimia sebagai salah satu sarana pendidikan untuk meningkatkan mutu pendidikan Kimia. Sehingga perlu adanya pengelolaan laboratorium Kimia yang baik. Laboratorium Kimia akan berjalan lancar jika ada pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas antara Kepala Sekolah, Tata Usaha, Koordinator Laboratorium IPA, Penanggung Jawab Laboratorium Kimia, Fisika dan Biologi dan Laboran masing-masing laboratorium.Tugas Penanggung Jawab laboratorium Kimia adalah membuat laporan administrasi dan jadwal kegiatan administrasi secara teratur, efektif dan efisien mengenai segala sesuatu yang menyangkut kegiatan di laboratorium Kimia. Tugas Guru mata pelajaran Kimia adalah mengajar teori di kelas dan mengajar praktikum di laboratorium Kimia. Tugas laboran Kimia adalah melakukan cek dan inventarisasi alat dan zat secara berkala dan teratur, serta penyimpanan yang teratur baik alat maupun zat berdasarkan fungsi dari alat tersebut maupun sifat/karakteristik yang khas dari zat Kimia tersebut. Penyimpanan alat di laboratorium Kimia diatur sedemikian rupa sesuai fungsi agar mudah dicari, dikelompokkan berdasarkan bahan-bahan yang sama dalam 1 rak dengan memperhatikan sifat masing-masing bahan. Misalnya penyimpanan neraca jauh dari zat-zat Kimia agar tidak mudah timbul karat. Penyimpanan zat-zat di laboratorium Kimia juga harus hati-hati. Zat-zat yang sama dikelompokkan dalam 1 rak, sesuai sifat masing-masing zat. Misalnya zat-zat sesama indikator, organik, Na dan senyawanya masing-masing dalam 1 rak yang sama. Oksidator kuat seperti Asam Sulfat pekat, Asam Nitrat pekat diletakkan dalam lemari asam/lemari asap. Oksidator tidak disimpan berdekatan dengan senyawa organik, agar tidak mudah terbakar. Logam Lithium, Natrium dan Kalium disimpan dalam kerosin/minyak tanah, sehingga tidak bereaksi dengan uap air yang ada diudara, yang dapat mengakibatkan terbakarnya logam-logam alkali tersebut dan dapat menimbulkan ledakan. Fosfor putih disimpan dalam air. Hg dan senyawanya disimpan dalam lemari khusus, karena sangat berbahaya bagi tubuh. Karena Hg dapat menggumpalkan protein.
                       Laboratorium Kimia adalah tempat mengadakan percobaan, penyelidikan, penelitian, dan sebagainya mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan Kimia. Sedangkan laboran ialah orang yang ahli dalam ilmu Kimia dan bekerja di laboratorium Kimia. Tenaga laboran mutlak harus memiliki pengetahuan tentang tata cara pengelolaan laboratorium yang baik dan standar. Pengelolaan berasal dari kata dasar kelola, yang berarti mengurus atau menyelenggaraan. Maka dapat didefenisikan pengelolaan laboratorium Kimia adalah proses pengurusan dan penyelenggaraan segala sesuatu yang berhubungan dengan Laboratorium, mulai dari perencanaan, penyediaan, penyimpanan,penataan, inventarisasi dan manajemen administrasi, pengamanan, pengwasan dan perawatan alat dan bahan praktikum, menjaga kebersihan laboratorium, dan sebagainya.
Idealnya setiap laboratorium Kimia memiliki 6 jenis ruang yaitu:
-    1 ruang praktikum untuk praktikum siswa
-    5 ruang penyokong, berupa:
Ruang kerja dan persiapan guru dan laboran
Ruang penyimpanan alat-alat praktikum
Ruang penyimpanan bahan/zat Kimia
Ruang bengkel dan teknisi laboratorium dan
            Ruang gudang penyimpanan alat-alat yang rusak
            Ruang tempat penyimpanan barang pribadi siswa
Furniture untuk laboratorium Kimia adalah:
-      Meja kerja siswa dilengkapi washing tub
-      Tempat duduk siswa tanpa tempat lengan
-      Meja demonstrasi guru dilengkapi washing tub
-      Tempat duduk guru tanpa lengan
-      Lemari  berkunci tempat penyimpanan alat dan bahan
-      Lemari asap atau lemari asam
Hal-hal mendasar lain  yang perlu diperhatikan mengenai laboratorium Kimia adalah:
-      Meja kerja siswa dirancang untuk posisi berdiri, karena pada umumnya percobaan praktikum Kimia dilakukan dengan posisi berdiri, sehingga meja kerja siswa untuk percobaan Kimia memiliki ketinggian sekitar 80-90 cm.
-      Bahan meja kerja Kimia siswa di laboratorium Kimia sebaiknya terbuat dari bahan yang tahan terhadap bahan –bahan Kimia ynag korosif.
Korosif adalah sifat suatu zat yang dapat mengikis atau merusak bahan melalui reaksi Kimia.
Contoh bahan untuk lapisan meja yang tahan korosif adalah vinyl, resin, formika, HPL atau bahan lain yang tahan korosi/perkaratan.
-      Kursi siswa merupakan kursi biasa yang tidak berlengan. Kursi berlengan tidak cocok untuk digunakan di laboratorium. Tinggi kursi siswa pada umumnya sekitar 25-30 cm lebih pendek dari meja.
-      Lemari alat dan bahan pada umumnya sekitar 180-195 cm dengan kedalaman berkisar 30-40 cm. Lemari alat dan bahan sebaiknya berkunci, terutama lemari yang berisi alat-alat yang mahal harganya dan bahan-bahan/zat Kimia berbahaya.
-      Design bangunan ruang laboratorium Kimia , semua siswa yang berada di ruang laboratorium harus dapat dilihat oleh guru tanpa terhalang bangunan, furnitur atau alat-alat yang ada di atas meja.
-      Laboratorium Kimia sebaiknya berada di tempat yang mendapat sinar matahari yang cukup. Ruang laboratorium Kimia harus dilengkapi dengan ventilasi yang baik, karena pada laboratorium Kimia menggunakan zat-zat Kimia maupun hasil reaksi berupa uap berbahaya bagi kesehatan jikan dihirup terus menerus. Untuk percobaan yang menghasilkan gas atau uap berbahaya/beracun sebaiknya dilakukan dalam lemari asap.
-      Fasilitas lain yang harus dimiliki Laboratorium Kimia adalah aliran listrik, air dan gas yang memadai, juga memiliki peralatan keselamatan seperti kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan), alat pemabdam kebakaran, pancuran hujan (safety shower), dan stasiun pencuci mata (eyewash station).
-      Saat bekerja di laboratorium Kimia, siswa dan para guru harus mengenakan jas laboratorium, masker, sarung tangan, pelindung mata/kaca mata dan alas kaki yang tertutup.
           Pengelolaan merupakan suatu proses pendayagunaan sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi sumber daya. Henri Fayol (1996: 86) menyatakan bahwa pengelolaan hendaknya dijalankan berkaitan dengan unsur atau fungsi-fungsi manajer, yakni perencanaan, pengorganisasian, pemberian komando, pengkoordinasian, dan pengendalian. Sementara Luther M. Gullick (1993:31) menyatakan fungsi-fungsi manajemen yang penting adalah perencanaan, pengorganisasian, pengadaan tenaga kerja, pemberian bimbingan, pengkoordinasian, pelaporan, dan penganggaran. Ada beberapa aspek dalam pengelolaan laboratorium yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, Perawatan, Dan Pengawasan
Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna, fasilitas laboratorium (bangunan, peralatan laboratorium, spesimen Kimia,
bahan Kimia), dan aktivitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelolaan laboratorium merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Oleh karena itu, setiap orang yang terlibat harus memiliki kesadaran dan merasa terpanggil untuk
mengatur, memelihara, dan mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya untuk menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di laboratorium dan penangananya bila terjadi kecelakaan. Para pengelola laboratorium hendaknya memiliki pemahaman dan keterampilan kerja di laboratorium, Bekerja sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Dan mengikuti peraturan. Pengelola laboratorium di sekolah pada umumnya sebagai berikut:
1.      Kepala Sekolah
2.      Wakil Kepala Sekolah
3.      Tata Usaha
4.      Koordinator Laboratorium
5.      Penanggung Jawab Laboratorium
6.      Guru Mata Pelajaran
7.      Laboran
Tata tertib kerja di laboratorium merupakan pedoman umum yang dirumuskan untuk menjaga keselamatan kerja dan memelihara fasilitas laboratorium.













BAB II
ISI
            Bekerja dalam Laboratorium Kimia memiliki banyak resiko, sehingga menuntut sikap hati-hati dan teliti agar tidak terjadi kecelakaan. Sebaiknya para praktikan menggunakan jas praktikum sebelum praktikum dimulai. Para praktikan yang memiliki rambut panjang, harus mengikat rapi rambutnya tersebut. Laboratorium (disingkat lab) adalah tempat riset ilmiah, eksperimen, pengukuran ataupun pelatihan ilmiah dilakukan. Laboratorium biasanya dibuat untuk memungkinkan dilakukannya kegiatan-kegiatan tersebut secara terkendali.  Pengertian pengelolaan adalah kegiatan menggerakkan sekelompok orang (Sumber Daya Manusia), keuangan, peralatan, fasilitas dan atau segala obyek fisik lainnya secara efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan atau sasaran tertentu yang diharapkan secara optimal  pengelolaan (management) meliputi:
1.Perencanaan
      Pada dasarnya semua peralatan di sekolah adalah milik negara/milik yayasan sekolah. Maka dalam mengelola peralatan itu harus ada pertanggungjawaban harus dilengkapi dengan dokumen pendukungnya (ada berita acara serah terima alat, hari/tanggal, spesifikasi alat/bahan, jumlah).  
2.Penataan
a         Agar semua alat dan bahan mudah dideteksi dengan prinsip, sebagai berikut:
ü  Mudah dilihat  
ü  Mudah dijangkau  
ü  Aman untuk alat
ü  Aman untuk pemakai
b        Penataan dan inventarisasi alat didasarkan pada keadaan laboratorium, yang ditentukan oleh:
ü  Fasilitas seperti: ada tidaknya ruang persiapan, ruang penyimpanan.
ü  Keadaan alat seperti: jenis alat, jenis bahan pembuat alat, seberapa sering alat tersebut digunakan, termasuk alat mahal atau tidak.
ü  Keadaan bahan seperti: wujud zat (padat, cair, gas), sifat bahan (asam/basa) seberapa bahaya bahan tersebut dan seberapa sering digunakan.
c         Kepentingan pemakai ditentukan oleh:
ü  Kemudahan dicari atau digapai untuk memudahkan mencari letak masing–masing alat dan bahan, perlu diberi tanda yaitu dengan menggunakan label pada setiap tempat penyimpanan alat (lemari, rak atau laci).
ü  Keamanan dalam penyimpanan dan pengambilan alat disimpan supaya aman dari pencuri dan kerusakan. Atas dasar alat yang mudah dibawa dan mahal harganya seperti Stop Watch perlu disimpan pada lemari terkunci. Aman juga berarti tidak menimbulkan akibat rusaknya alat dan bahan. 
d        Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyimpanan alat: 
a         Bahan dasar pembuat alat (kaca, logam atau kayu) 
b        Bobot alat
c          Kepekaan alat terhadap lingkungan
d        Pengaruh alat yang lain 
e         Kelengkapan perangkat alat dalam  satu set yaitu pencatatan seluruh barang-barang yang ada didalam laboratorium.
Dengan adanya inventarisasi yang tepat. Semua fasilitas dan aktivitas laboratoriun dapat terorganisir. Nilai postif yang dapat diperoleh jika ada inventarisasi laboratorium, antara lain:
ü  Memudahkan penggadaan dan pengecekan bahan dan alat
ü  Mengefisiensikan pengguna budget
ü  Memperlancar pelaksanaan praktikum
ü  Memudahkan membuat laporan pertanggungjawaban 
3. Pengadministrasian/Inventarisasi
a         Inventarisasi alat untuk mengetahui tentang keadaan dan keberadaan alat/bahan maka diperlukan perangkat seperti:
ü  Buku inventaris
ü  Buku/kartu
ü  Stock Alat/Bahan
ü  Buku/Kartu Daftar Alat Rusak/Bahan Habis
ü  Buku daftar usulan penggadaan alat/bahan (apakah dengan cara dibeli sendiri atau dropping dari pemerintah).
ü  Buku daftar peminjam alat
Tujuan dan pemberian klasifikasi dan kode barang inventaris adalah untuk memudahkan mengontrol keadaan barang. Untuk barang pada umumnya diberi kode dalam bentuk  angka numerik yang tersusun menurut pola tertentu.
b        Pengelolaan laboratorium yang optimal  efektif yaitu:
ü  Peralatan mendukung peningkatan kualitas proses pembelajaran  efisien yaitu setting peralatan tidak menyia-nyiakan energi dan biaya dan aman yaitu penerangan, ventilasi, sanitasi, air bersih, keselamatan kerja dan lingkungan semua memenuhi persyaratan.
c         Karakteristik ruangan yang dikelola dengan baik :
ü  Peralatan/fasilitas selalu siap pakai dan aman yaitu semua peralatan/fasiltias terhindar dari kerusakan, kemacetan dan terlindung dari kehilangan.
ü  Seluruh aktivitas laboratorium mudah dikontrol yaitu dengan adanya administrasi yang baik, visualisasi informasi yang jelas dan program yang jelas.
ü  Memenuhi kebutuhan psikologis  yaitu secara visual menarik dan menyenangkan, iklim kerja yang baik dan kesejahteraan lahir batin yang memadai.
ü  Efisiensi pemakaian ruangan berkisar antara 60% – 80%.
ü  Program kerja ruangan terlaksana secara tuntas.
ü  Pengelola dan staf ruangan/laboratorium mendapat kepuasan yang optimal.
d        Ciri-ciri ruangan/laboratorium yang optimal penggunaannya adalah :
ü  Penyusunan jadwal pemakaian laboratorium
ü  Penyusunan daftar pembagian tugas
ü  Tata letak peralatan yang efisien
ü  Pemeliharaan yang efektif
e         Untuk mencapai optimalisasi laboratorium :
ü  Yang dimaksud tata letak pengelolaan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan peralatan laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan di atas mengandung makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang layak operasi diperlukan penempatan peralatan yang tersusun rapi. Berdasar kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang diharapkan tata letak pengelolaan laboratorium mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
ü  Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
ü  Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal.
ü  Mempermudah pengawasan tujuan tata letak laboratorium.
Jadi inventaris adalah suatu kegiatan dan usaha untuk menyediakan rekaman tentang keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. dengan kegiatan invetarisasi yang memadai akan dapat diperoleh pedoman untuk mempersiapkan anggaran atau mempersiapkan kegiatan pada tahun yang akan datang.
f         Administrasi inventaris di laboratorium
Catatan inventaris yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola yang satu ke yang lainnya dan mempermudah untuk mengetahui dimana suatu peralatan akan ditempatkan. dengan demikian akan mempermudahkan pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau kecurian. Menyelenggarakan inventarisasi terhadap fasilitas dan peralatan yang dimiliki adalah kewajiban bagi pihak yang bersangkutan. sistem dan pelaksanaan inventarisasi harus mengikuti peraturan  atau petunjuk yang berlaku.
4.      Pengamanan Dan Pengawasan
Menyiapkan laboratorium yang selamat dan aman dimulai dengan evaluasi menyeluruh terhadap praktik manajemen bahan Kimia dan fasilitas fisik tempat penyimpanan dan penggunaan bahan kimia. Dengan melakukan evaluasi ini, akan diperoleh informasi penting untuk mengelola laboratorium dan untuk memprioritaskan upaya untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan. Aspek pengoperasian laboratorium berikut ini harus diperiksa secara teratur:
1.      Kebersihan dan kerapian laboratorium
2.      Peralatan dan perencanaan keadaan darurat
3.      Tanda, label, rencana, pemasangan dan penyimpanan bahan kimia dan limbah
4.      Gas dan kriogenika mampat
5.       Sistem tekanan dan vakum
6.      Tudung dan ventilasi Kimia
7.      Rencana keamanan yang ada dan
8.      Pelatihan dan kesadaran pegawai laboratorium
Tata tertib dalam Laboratorium Kimia:
1.      Tepat waktu dan tidak terlambat.
2.      Tidak masuk laboratorium, tanpa seizin guru.
3.      Mengenakan jas laboratorium selama praktikum.
4.      Tidak dibenarkan melaksanakan parktikumdiluar pengetahuan guru.
5.      Tidak makan dan minum di laboratorium.
6.      Tangan harus dicuci bersih sebelum meninggalkan laboratorium.
7.      Jaga kebersihan laboratorium.
8.      Buang sampah pada tempatnya.
9.      Buang larutan setelah praktikum di bak cuci, dengan cara mengencerkannya terlebih dahulu.
10.  Tertib selama praktikum berlangsung.
11.  Jaga keselamatan kerja.
12.  Segera lapor jika terjadi kecelakaan kerja.
13.  Padamkan api, jika menggunakan api pada praktikum setelah praktek selesai.

BAB III
KESIMPULAN
1.      Praktikan, guru dan laboran perlu memahami dan terampil dalam menggunakan alat-alat dan zat-zat Kimia dalam laboratorium Kimia.
2.      Tata tertib kerja di laboratorium merupakan pedoman penting untuk menjaga keselamatan kerja.
3.      Tata tertib kerja di laboratorium merupakan pedoman penting untuk memelihara fasilitas laboratorium.
4.      Perencanaan, penataan, pengawasan yang baik akan memberikan kenyamanan bekerja didalam laboratorium.
5.      Botol/wadah zat-zat Kimia dilabeli dengan spesifikasi yang khas.
6.      Klasifikasi zat-zat Kimia di laboratorium disertai simbol khas sesuai sifat yang dimilikinya
Zat Kimia Beracun
Contoh: Air raksa dan senyawanya ditandai dengan simbol tengkorak.
Zat Kimia korosif
Contoh: Asam Nitrat pekat, Asam Sulfat pekat, Asam Klorida pekat ditandai dengan simbol tangan terluka atau logam terkikis.
Zat Kimia mudah terbakar
Contoh: Aseton, Metanol, Eter dengan simbol nyala api.
Zat Kimia mudah meledak
Contoh: Peroksida, Amonium Nitrat dengan simbol bola yang terbakar dan meledak.
Zat Kimia bersifat iritan diberi simbol tanda silang.
7.      Reaksi redoks dari zat yang merupakan oksidator dan reduktor harus habis bereaksi.
Contoh: Reaksi antara Larutan Asam Nitrat pekat dengan paku, untuk mempercepat berlangsungnya reaksi dapat dilakukan dengan cara pemanasan.
8.      Perlu adanya lemari asam atau lemari asap dalam laboratorium Kimia.
9.      2 fungsi dari lemari asam atau lemari asap dalam laboratorium Kimia adalah
v  Sebagai tempat penyimpanan zat-zat Kimia yang mudah menguap, mudah terbakar atau meledak dan beracun/toksin.
Contoh: Berbagai jenis larutan asam.
v  Sebagai tempat mereaksikan zat-zat Kimia berbahaya, sehingga ketika reaksi Kimia berbahaya tersebut berlangsung, lemari asam atau lemari asap dapat ditutup dan praktikan dapat mengamatinya dari luar lemari dengan aman.
9.      Prinsip kerja lemari asam atau lemari asap adalah
Uap dalam lemari didorong keluar oleh baling-baling kipas angin penghisap yang dihubungkan pada pipa yang diarahkan keatas untuk dibuang.
10.  Perlu adanya alat antisipasi untuk menanggulangi kecelakaan kerja di laboratorium Kimia, seperti:
Kaca mata pengaman, sarung tangan, masker, alat tabung pemadam kebakaran, pasir, karung, air yang mengalir lancar dan kotak P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan) yang terdiri dari:
Desinfektan (obat merah), perban, plester, boorwater, gunting, cairan pencuci mata, salep luka bakar, dan lain-lain.
11.  Cara penanggulangan pertama pada praktikan yang kulitnya terkena larutan basa adalah
Lap kering bagian kulit yang terkena larutan basa tersebut
Guyur dengan air keran yang mengalir lancar
Beri larutan penetral larutan basa tersebut, seperti larutan Alumunium Sulfat.
12.  Cara penanggulangan pertama pada praktikan yang kulitnya terbakar adalah
Beri salep luka bakar.
13.  Zat cair berbahaya pindahkan dengan alat pompa filler.
14.  Tata ruang laboratorium Kimia dengan rapi agar para praktikan leluasa bekerja dan tidak kuatir dan takut jatuh.





DAFTAR PUSTAKA
-          Moran, L., dan Masciangioli, T., (2010), Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Kimia, Panduan Pengelolaan Bahan Kimia dengan Bijak, The National Academies Press, Washington, D. C., http://www.nap.edu.pdf.

-          Pudak Scientific, (2010), Furniture Laboratorium Fisika, Biologi, Kimia SMP, SMA, Esales@pudak.com, Bandung, http://www.pudak.com.


-          Sukartini, dan Alatas Abu Bakar, (2006), Program Video Pendidikan Sekolah Tata Laksana Pengelolaan laboratorium, PUSTEKKOM DEPDIKNAS, CV. Duta Sarana Ilmu, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar